Jumat, 25 November 2011

Pembuatan Coklat – Dari Biji Coklat Sampai Ke Mulut Anda

Pembuatan coklat mula-mula dipopulerkan oleh suku Maya dengan cara ditumbuk dan dicampur air sebagai minuman. Kemudian bangsa Spanyol menambahkan gula ke dalam minuman coklat sehingga enak dinikmati. Melihat potensi coklat untuk bisa menjadi bisnis besar, bangsa-bangsa lain mulai menanam dan mengembangkan tanaman cacao, sehingga biji cacao mulai ditanam di Srilangka, Venezuela, Sumatra dan Jawa. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil coklat terbesar di dunia…
Di abad ke 19, coklat mulai dikonsumsi dalam bentuk padat, dan bangsa Swiss menambahkan susu ke dalam proses pembuatan coklat, sehingga kita sekarang mengenal jenis Milk Chocolate. Adalah Milton Hershey yang pertama mendirikan pabrik coklat sebagai bisnis yang serius dengan produknya yang memakai merek Hershey’s. Coklat yang kita kenal sekarang dalam berbagai macam bentuk, sebenarnya baru booming dalam 100 tahun terakhir ini.
Pembuatan coklat dimulai dari buah cacao yang bentuk dan besarnya seperti buah pepaya bangkok. Setelah buah matang, dibelah, dan bijinya dikeluarkan. 1 buah cacao kira-kira memiliki 40-50 biji cacao yang bentuk dan besarnya seperti biji nangka. Biji cacao itu dijemur selama 5-7 hari sampai kering, kemudian dikirim ke pabrik pemrosesan coklat. Di pabrik, biji cacao diroasting selama beberapa jam. Cara, temperatur dan lamanya memanggang mempengaruhi aroma coklatnya. Tiap pabrik punya cara baku tersendiri. Setelah itu biji cacao dipecahkan kulit arinya sehingga tinggal bagian dalamnya, yang disebut cocoa nibs. Proses selanjutnya, cocoa nibs itu digiling dengan mesin penggiling sehingga menjadi seperti pasta, yang disebut cocoa liquor. Cocoa liquor diproses lagi menjadi cocoa powder atau eating chocolate (coklat siap makan) melalui satu rangkaian proses yang rumit. Proses ini yang akan menentukan kualitas akhir coklat tersebut.

Pembuatan coklat
pada dasarnya akan menghasilkan 2 macam eating chocolate, yaitu Chocolate Couverture yg beraroma coklat yang kuat, memiliki titik leleh yang rendah, sehingga dia akan cepat lumer di dalam mulut atau di ruangan yang hangat, dan Chocolate Compound yang memiliki aroma coklat yang kurang kuat karena kandungan coklatnya yang lebih rendah dan didalamnya ditambahkan vegetable fat (sejenis minyak sayur) dengan tujuan membuatnya lebih tahan terhadap hawa panas, sehingga lebih mudah dibentuk, mudah dalam penyimpanan dan transportasi, karena tidak mudah lumer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar